Berikut Histori Mudah Memahami Krisis Ukraina-Rusia Dirangkum Dalam 5 Point Penting
Jakarta - Negara NATO cemas akan terjadinya serangan Rusia terhadap Ukraina dan mereka segera mengirimkan pasukan dan peralatan militer untuk membantu Ukraina.
NATO mengatakan tindakan mereka adalah respons atas pengerahan pasukan Rusia di sepanjang perbatasan dengan Ukraina.
Moskow mengklaim langkah mereka penting untuk mengamankan kepentingan keamanan dan mereka geram dengan NATO yang dianggap mengancam keamanan kawasan.
Mengapa terjadi konflik?
Ukraina selama beratus tahun lalu adalah bagian dari Kerajaan Rusia sebelum menjadi Uni Soviet. Negara itu kemudian meraih kemerdekaan ketika Uni Soviet hancur pada 1991. Ukraina kemudian ingin meninggalkan segala warisan Kerajaan Rusia dan menjalin hubungan dengan negara Barat.
Keputusan Presiden Viktor Yanukovich yang pro-Rusia menolak kesepakatan untuk bergabung dengan Uni Eropa memicu gelombang unjuk rasa yang membuat dia dilengserkan pada 2014.
Rusia kemudian merespons dengan mencaplok Krimea, wilayah selatan Ukraina, yang terletak di Semenanjung Krimea dan mendukung kelompok separatis di sebelah timur Ukraina.
Ukraina dan Barat menuduh Rusia mengirimkan persenjataan dan pasukan untuk mendukung pemberontak. Moskow membantah dan mengatakan orang Rusia yang bergabung dengan pemberontak itu adalah sukarelawan.
Menurut Kiev, lebih dari 14.000 orang tewas dalam pertempuran di Donbas, wilayah indutsri di sebelah timur Ukraina.
Moskow kemudian mengecam keras Amerika Serikat dan NATO karena memberikan persenjataan ke Ukraina dan melakukan latihan perang.
Selanjutnya Presiden Rusia Vladimir Putin berulang kali mengatakan keputusan Ukraina yang ingin bergabung dengan NATO adalah garis merah batas toleransi.
Putin juga menyayangkan rencana sejumlah negara NATO yang akan membangun pusat latihan militer bersama di Ukraina.
Rencana itu, kata Putin, akan membuat NATO memiliki pangkalan militer di kawasanan meski tanpa Ukraina bergabung dengan NATO.
NATO mengatakan tindakan mereka adalah respons atas pengerahan pasukan Rusia di sepanjang perbatasan dengan Ukraina.
Moskow mengklaim langkah mereka penting untuk mengamankan kepentingan keamanan dan mereka geram dengan NATO yang dianggap mengancam keamanan kawasan.
Dilansir dari laman Aljazeera, Selasa (25/1), berikut lima poin penting untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang kemungkinan bisa terjadi:
Mengapa terjadi konflik?
Ukraina selama beratus tahun lalu adalah bagian dari Kerajaan Rusia sebelum menjadi Uni Soviet. Negara itu kemudian meraih kemerdekaan ketika Uni Soviet hancur pada 1991. Ukraina kemudian ingin meninggalkan segala warisan Kerajaan Rusia dan menjalin hubungan dengan negara Barat.Keputusan Presiden Viktor Yanukovich yang pro-Rusia menolak kesepakatan untuk bergabung dengan Uni Eropa memicu gelombang unjuk rasa yang membuat dia dilengserkan pada 2014.
Rusia kemudian merespons dengan mencaplok Krimea, wilayah selatan Ukraina, yang terletak di Semenanjung Krimea dan mendukung kelompok separatis di sebelah timur Ukraina.
Ukraina dan Barat menuduh Rusia mengirimkan persenjataan dan pasukan untuk mendukung pemberontak. Moskow membantah dan mengatakan orang Rusia yang bergabung dengan pemberontak itu adalah sukarelawan.
Menurut Kiev, lebih dari 14.000 orang tewas dalam pertempuran di Donbas, wilayah indutsri di sebelah timur Ukraina.
Moskow kemudian mengecam keras Amerika Serikat dan NATO karena memberikan persenjataan ke Ukraina dan melakukan latihan perang.
Selanjutnya Presiden Rusia Vladimir Putin berulang kali mengatakan keputusan Ukraina yang ingin bergabung dengan NATO adalah garis merah batas toleransi.
Putin juga menyayangkan rencana sejumlah negara NATO yang akan membangun pusat latihan militer bersama di Ukraina.
Rencana itu, kata Putin, akan membuat NATO memiliki pangkalan militer di kawasanan meski tanpa Ukraina bergabung dengan NATO.
Komentar
Posting Komentar