Beberapa Upaya Gubernur DKI Jakarta Dalam Menangani Banjir yang Selalu Menghantui Ibukota

Jakarta - Banjir menjadi momok tahunan di Jakarta. Setiap kepemimpinan Gubernur memiliki cara tersendiri menanggulangi banjir Begitu juga dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Kami merangkum upaya apa saja yang dirancang Anies menanggulangi banjir.

1. Normalisasi sungai

Normalisasi sungai, dengan cara pembebasan lahan untuk memperlebar kapasitas sungai. Namun, langkah ini terkendala pembebasan lahan.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan pembebasan lahan merupakan pekerjaan yang kompleks, lantaran surat-surat administrasi yang tumpang tindih. Itu sebabnya, pembebasan lahan untuk normalisasi sungai tidak dapat dieksekusi dengan cepat.

"Memang pembebasan lahan di Jakarta ini bukan pekerjaan yang mudah karena banyak sekali lahan di Jakarta yang masih bersengketa, tumpang tindih, ada yang surat suratnya duplikat dan lain sebagainya," ucap Riza di Balai Kota, Selasa malam (2/11).

2. Mengeruk dan membangun waduk, sungai, embung

Langkah ini dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2017-2022 masih merupakan bagian dari program naturalisasi/ normalisasi sungai.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menilai program yang telah dikerjakan Pemerintah Provinsi DKI sebagai penanggulangan banjir menunjukan hasil baik. Program tersebut di antaranya gerebek lumpur.

"Kita bersyukur bahwa program gerebek lumpur yang kita jalankan dalam beberapa bulan terakhir telah menunjukkan hasilnya. Di mana saluran-saluran air dalam sistem drainase di Jakarta, sendimentasinya bisa dibersihkan. Sehingga bisa mengelola limpahan air hujan dengan lebih baik," ucap Anies, Senin (8/2).

3. Drainase Vertikal

Semasa menjabat, Anies gencar membangun drainase vertikal melalui Dinas Sumber Daya Air (SDA). Cara kerja drainase vertikal disebut untuk menyerap air yang menggenang di sebuah jalan. Ini pula yang menyebabkan, drainase vertikal sebagai sumur resapan.

4. Membangun polder

Masih dalam RPJMD, Anies mencanangkan mrmbangun polder dengan luas 20.990,86 hektar.

Pemerintah DKI merinci menargetkan pembangunan dan revitalisasi lima sistem polder pada 2020-2022. Rinciannya adalah Polder Sunter Timur 1B, Polder Muara Angke, Polder Teluk Gong, Polder Environment-friendly Garden, dan Polder Kamal.

5. Membangun olakan

Fungsi olakan hampir mirip seperti waduk, menampung air hujan, untuk menekan beban volume air mengalir ke sungai.

Pada 2021, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria, mengatakan, sudah ada 11 olakan yang terbangun.

"Dengan cara membuat olakan-olakan dengan kita tampung seperti ini di Kelapa Gading ini, di bawah LRT ini, ada 11 olakan yang kita buat. Kemudian nanti disalurkan ke sungai, dan diteruskan ke laut," ujar Riza.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Revolusi Myanmar tak Membutuhkan Lagi Sosok Aung San Suu Kyi Lagi

Akibat Hujan Lebat Mengguyur Kecamatan Rangkasbitung, 614 Rumah Tergenang Banjir dan 62 Warga Mengungsi

Berikut Histori Mudah Memahami Krisis Ukraina-Rusia Dirangkum Dalam 5 Point Penting