Taman Kanak-Kanak di Kota Sleman Sudah Mulai Pembelajaran Tatap Muka 100 Persen

Sleman - Pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen di Kabupaten Sleman tidak hanya diterapkan di SD dan SMP, anak sekolah tingkat taman kanak-kanak (TK) pun diperbolehkan tatap muka. Meski waktu di sekolah tetap dibatasi jamnya.

"Tentu ini juga kita atur untuk di jenjang TK ini pembelajaran maksimal dalam satu hari ini 4 jam pelajaran dengan 1 jam pelajaran adalah 25 menit," kata Kepala Dinas Pendidikan Sleman Ery Widaryana di Kantor Pemkab Sleman, Selasa (18/1).

Saat ditanya apakah tidak terlalu berisiko mengizinkan TK untuk tatap muka mengingat anak usia TK belum mendapatkan vaksin, Ery mengatakan dengan jumlah anak TK yang masih terbatas di tiap kelasnya, expert akan mudah memberikan pendampingan.

"Justru anak TK itu dengan jumlah yang masih terbatas gurunya akan mendampingi lebih insentif dan orang tua ikut mendampingi seperti biasanya," katanya.

Dia juga mengatakan anak TK ini cenderung lebih mudah diatur. Misalnya saja untuk pemakaian masker, tetapi untuk mengatur jaga jarak butuh kerja ekstra dari guru.

"Anak-anak TK kalau diminta prokes pakai masker pasti pakai dan itu harus ditanamkan betul masker setiap saat dipakai," katanya.

"Kadang yang perlu diperhatikan jaga jarak, kalau sudah ketemu temannya oyak-oyakan (kejar-kejaran). Tapi sudah kami sampaikan ini harus jadi prioritas," jelasnya.

Ery menuturkan bahwa para expert telah diberikan panduan untuk menjadi agen penegakkan protokol kesehatan.

"Dan anak TK itu anak-anak kecil biasanya malah lebih mudah dikandani (diberi tahu) dan master ekstra betul sudah kami sampaikan di semua jenjang," jelasnya.

Kini para expert menurut Ery harus punya kebiasaan baru yaitu datang lebih awal dari biasanya. Mereka akan menyambut siswanya tiba ke sekolah sekaligus menegakkan prokes.

Di semua jenjang sekolah, anak-anak juga diminta diantar jemput oleh orang tua. Anak baru boleh pulang ketika penjemput dayang ke sekolah.

"Setelah selesai pembelajaran sebelum penjemput datang anak tidak boleh keluar. Setelah penjemput datang anak baru diizinkan," katanya.

Selain itu, anak juga diminta membawa bekal. Untuk sementara, kantin-kantin yang ada di sekolah belum diperbolehkan buka karena dikhawatirkan memancing kerumunan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Revolusi Myanmar tak Membutuhkan Lagi Sosok Aung San Suu Kyi Lagi

Akibat Hujan Lebat Mengguyur Kecamatan Rangkasbitung, 614 Rumah Tergenang Banjir dan 62 Warga Mengungsi

Berikut Histori Mudah Memahami Krisis Ukraina-Rusia Dirangkum Dalam 5 Point Penting